_Oleh : Syarif Al Dhin_

Palopo - Meresapi sebuah pernyataan yang berharga sebagai nilai kebangsaan tersendiri, saya susun dengan sebuah untaian tulisan menginspirasi, dalam sebuah pernyataan yang penuh makna, saya anggap sebagai orang tua dan penuntun jalan kebenaran Jurnalis media, sosok Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Bapak Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA,, mengungkapkan keprihatinannya terhadap fenomena di pewarta warga Indonesia yang cenderung memperpanjang masalah dengan alasan "Memberikan Efek Jera". Ungkapan ini disampaikan sebagai refleksi terhadap sikap pewartanya yang sering sulit memaafkan kesalahan orang lain, bahkan ketika ajaran agama mendorong kasih sayang dan pengampunan.

"Saya sedih sekali atas pemikiran konyol macam ini yaa," ujar Bapak Wilson Lalengke. "Sukanya memperpanjang masalah dengan alasan efek jera. Kenapa yaa kita sulit memaafkan kesalahan orang lain? Apakah dengan melihat orang terhukum dan 'terzolimi' dengan alasan efek jera, lantas kita jadi hebat, suci, dan tak bernoda?"

Bapak Wilson menekankan bahwa esensi ajaran agama seharusnya tercermin dalam tindakan nyata, termasuk dalam memberikan maaf kepada mereka yang pernah berbuat salah. Baginya, memaafkan bukan hanya wujud kasih sayang, tetapi juga langkah untuk membawa kebaikan yang lebih besar, bahkan bagi mereka yang dianggap sebagai "penjahat."

"Apa gunanya ajaran agama bagi kita jika tidak diamalkan? Mari belajar memaafkan orang lain. PPWI justru lebih bangga dan merasa bermakna jika membawa penjahat masuk surga, dibanding mengajak ustadz dan pendeta masuk surga," lanjutnya.

Bapak Wilson menegaskan bahwa langkah menuju perubahan harus dimulai dari pemberian maaf, bukan dari penghukuman yang melanggengkan rasa dendam atau kebencian. "Semua itu harus dimulai melalui pemberian maaf kepada mereka yang bersalah kepada kita," tutupnya dengan penuh harapan.

*Seruan untuk Pewarta Warga Indonesia*

Pernyataan ini menjadi ajakan bagi pewarta warga untuk merenungkan kembali sikap terhadap mereka yang pernah berbuat salah. Dalam konteks yang lebih luas, Bapak Wilson mengingatkan bahwa sikap memaafkan bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan untuk menciptakan harmoni dan perdamaian.

Sebagai Ketua Umum PPWI, Bapak Wilson Lalengke telah dikenal sebagai sosok yang aktif mendorong nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan melalui jurnalisme warga. Ungkapannya kali ini mencerminkan komitmennya untuk menjadikan PPWI sebagai organisasi yang tidak hanya memperjuangkan kebebasan pers, tetapi juga nilai-nilai moral dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

Seruan ini agar mengingatkan kita, bahwa perjalanan menuju masyarakat yang lebih baik dimulai dari hati yang penuh kasih dan keberanian untuk memaafkan. Memaafkan, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Wilson, adalah langkah kecil yang bisa membawa perubahan besar bagi dunia. (SRF)

Penulis adalah Kuli Tinta PPWI dari kota Palopo, provinsi Sulawesi Selatan_