Pantau Terkini | Depok | Kebangkitan warisan bangsa melayu yang dituangkan oleh para penggagas dan fakar seni budaya  di Kantor PWI Kota Depok bersama panitia Festival Internassiona Syair Ke VI yang akan diselenggarakan di TIM (Taman Ismail Marzuki) Jakarta,  Akan Menjadi Moment Seni Budaya Melayu Menggapai Ibu Di Nagari Melayu yang di kobarkan melalui para anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Depok sangatlah relevan papar Pembicara Utama :1. Asrizal Nur (Penyair Indonesia) Pimpinan Perkumpulan Rumah Seni Asnur dan Penggagas Festival Syair Internasional 2023, 2. Sam Mukhtar Chaniago (Ketua Panitia) , 3. Moh. Rosli Bakir, Perwakilan Penyair asal Pontiaw Johor Malaysia, 4. Tuti Tarwiyah Adi (Wakil Penanggung jawab pelaksana).  


Dari ke empat (4) penitia bersepakat tak kala kota Depok merupakan pusat orang orang hebat, banyak kalangan Seniman Budayawan, apalagi Depok merupakan Kota para wartawan yang dapat menginformasikan dan edukasi kembali masyarakat pada budaya syar melayu seperti era tahun 1980 kebawah papar Sam Mukhtar Caniago selaku ketua panitia. 



Ada sekitar 700 penulis Syair se-dunia akan mengikuti Festival Syair tahun 2023 ini dengan tujuan kegiatan ini untuk mengembalikan citra penyair yang terkesan ditinggal kalangan generasi muda belakangan ini,” kata Asrizal Nur. 

Penyair yang datang nanti akan menyajikan hasil karya syair terbaik mereka dengan gaya serta pembawaannya masing masing. Ratusan penyair dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Amerika Serikat, Italia, dan Indonesia dari seluruh provinsi akan menunjukan kebolehannya masing-masing di Festival Syair Internasional.  

Bukan hanya para penyair saja yang tampil, namun ada enam Rektor Universitas ternama juga akan ikut memeriahkan festival syair internasional ini termasuk pemberian penghargaan maupun anugerah kepada para Juara Syiar mulai tingkat SD, SMP, SMA dan lainnya,” jelasnya.

Asrizal juga mengatakan, masalah keberadaan syair, pantun, gurindam hingga puisi belakangan ini memang semakin tertinggal terlebih, terlebih di Kota Depok tempatnya bermukim sangat minim akan pementasan untuk sebuah karya seni, baik itu teater, puisi maupun tari.

“Depok hingga saat ini belum mempunyai Gedung Kesenian khusus untuk menampilkan karya-karya seniman besar. Padahal di Depok banyak sekali seniman yang punya nama besar dibidangnya masing-masing,” ungkapnya. 

Dirinya berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dapat membangun Gedung Kesenian, dan mengumpulkan seniman-seniman yang ada di Depok untuk urun rembug menjaga dan melestarikan segala bentuk kesenian yang ada.

Dalam Konfrensi Pers yang diadakan di kantor PWI kota Depok,  Sam Mukhtar Caniago memaparkan perbedaan pantun, syair, dan gurindam yang perlu diketahui. Ketiganya merupakan jenis puisi lama yang biasanya berisi pesan moral atau nasihat-nasihat.

Ketiga jenis puisi lama ini terkadang sulit dibedakan lantaran memiliki karakter yang nyaris mirip. Tetapi baik pantun, syair, dan gurindam memiliki penjelasan atau definisi yang berbeda.  

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berikut adalah definisi pantun, syair, dan gurindam:

Pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu) yang  setiap baitnya biasanya terdiri atas 4 baris dan bersajak a-b-a-b. 

Syair merupakan puisi lama yang setiap baitnya terdiri dari 4 larik yang berakhir dengan bunyi yang sama.

Gurindam adalah sajak dua baris yang mengandung petuah moral dan nasihat atau dikenal juga sebagai puisi lama yang setiap baitnya terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama dan satu kesatuan.

Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam

Perbedaan antara pantun, syair, dan gurindam terbagi dalam beberapa aspek. Ketiganya memiliki perbedaan struktur bait, ciri bahasa, jenis, dan tujuannya.

1. Perbedaan Struktur Bait

Bait pada  pantun terdiri dari 4 baris, di mana baris 1 dan 2 adalah sampiran, sementara baris 3 dan 4 adalah isi. 

Sedangkan, syair juga terdiri dari 4 baris setiap baitnya. Namun, masing-masing baris memiliki makna yang berkaitan dengan baris sebelumnya. Sementara gurindam hanya terdiri dari 2 baris saja.

2. Perbedaan Ciri

Ciri utama pantun adalah bersajak a-b-a-b dan terdiri dari 8 sampai 12 suku kata. Sedangkan ciri syair bersajak a-a-a-a, dan juga terdiri dari 8-12 suku kata. Sementara gurindam bersajak a-a dan terdiri dari 10-14 suku kata.

3. Perbedaan Ciri Bahasa

Pantun menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. 

Syair sering memakai bahasa kiasan, sedangkan gurindam memakai bahasa campur nan lugas untuk memberikan penekanan pada nasihat yang disampaikan.

4. Perbedaan Jenis

Secara jenis, pantun terdiri dari 11 jenis, antara lain adalah pantun nasihat, jenaka, kiasan, teka-teki, dan lainnya.. Syair sendiri terdiri dari 6 jenis, salah satunya syair nasihat hingga syair cinta. Sedangkan gurindam hanya ada  2 jenis, yakni gurindam berangkai dan gurindam berkait.

5. Perbedaan Tujuan

Tujuan pantun ialah untuk menyampaikan nasihat, budi pekerti moral, hingga hiburan. Sedangkan syair biasanya untuk menyampaikan pengajaran, cerita, hingga nilai agama. Dan yang terakhir, gurindam bertujuan untuk menyampaikan nasihat berupa kata atau kalimat-kalimat bijak. 

Itulah ulasan mengenai perbedaaan antara pantun, syair, dan gurindam papar Sam Mukhtar Caniago dalam jumpa pers. 

Dalam kesempatan ini hadir para Ptengurus dan Anggota PWI kota Depok .(Dj)