Reog adalah salah satu kesenian Indonesia yang berasal dari jawa timur. ponorogo dianggap sebagai kota asal reog, Dan  biasa dikenal dengan nama reog ponorogo, budaya Indonesia yang satu ini sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik. Reog mempertontonkan keperkasaan pembarong dalam mengangkat dadak merak seberat sekitar 50 kilogram dengan kekuatan gigitan gigi sepanjang pertunjukan berlangsung. Instrumen pengiringnya, kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfir mistis, unik, eksotis serta membangkitkan semangat. Satu group Reog biasanya terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. Jumlah kelompok reog berkisar antara 20 hingga 30-an orang, peran utama berada pada tangan warok dan pembarongnya. .  

Dalam kesenian reog ini ada 5 tokoh penting yang berperan;

1 Jathilan



Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan Jathil, prajurit berkuda yang menari sambil berkuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana jarak antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau semangat yang energik sang penari.

Jathilan seringkali diperankan oleh laki-laki yang mempunyai wajah halus, berparas tampan atau mirip dengan wanita yang cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Tak jarang pemeran Jatilan dimainkan oleh perempuan yang dirias seperti laki-laki, dengan alasan lebih feminin. Kesan gerak tari yang dipancarkan oleh tokoh Jathilan, lebih cenderung pada halus, lincah, dan cekatan.

2. Warok




Berasal dari kata wewarah yang berarti manusia bertekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong sugih wewarah yang berarti orang yang kaya akan wewarah.

Seseorang bisa menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pelajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik. Tokoh warok adalah orang yang sudah sempurna dalam sopan santun, perilaku hidupnya, dan sampai pada pendalaman batin

3. Singo Barong



Singo Barong adalah tokoh dan penari berkepala macan dengan hiasan merak dan paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagian topengnya antara lain; kepala harimau yang terlihat ganas. Terbuat dari kerangka kayu, bambu dan rotan, ditutup dengan kulit macan gembong atau harimau jawa. Bulu-bulu merak ditancapkan hingga benar-benar mirip seperti kipas berukuran raksasa. Topeng singa dengan hiasan bulu merak yang indah tersebut di gadang-gadang memiliki berat mencapai 50–60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. 

4. Prabu Kelono Sewandono




Prabu Klono Sewandono atau Raja Klono adalah seorang raja yang sangat sakti mandraguna, memiliki pusaka andalan berupa senjata khas yang sangat ampuh untuk melumpuhkan semua musuh-musuhnya, dengan sebutan Pecut Samandiman ke mana saja pergi.

Kegagahan sang Raja direpresentasikan dalam gerak tari yang sangat lincah namun tetap berwibawa.

5.Bujang Ganong



Bujang Ganong atau yang akrab disebut dengan panggilan Patih Pujangga Anom, salah satu tokoh yang energik, jenaka sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri yang cukup memacu adrenalin, sehingga setiap penampilannya selalu ditunggu-tunggu oleh penonton khususnya anak-anak.

Bujang Ganong merepresentasikan sosok seorang raja muda yang cekatan, mempunyai kemauan keras, cerdik, jenaka, namun tetap atraktif.

Sejarah Reog Ponorogo



Mengutip buku "Mengenal Kesenian Nasional 5 Reog", karya Kustopo, Kerajaan Bantarangin sekarang dikenal sebagai kota Ponorogo. Cerita Reog Ponorogo berawal dari Raja Kelana Suwandana yang ingin melamar putri Kerajaan Kediri. Nama putri tersebut adalah Dewi Ragil Kuning atau Putri Sanggalangit.
Ketika melakukan perjalanan untuk melamar sang putri, sang raja dicegah oleh Raja Kediri bernama Singabarong. Kehadiran Raja Kediri ini disertai pasukan tentara, yang terdiri dari hewan singa dan burung merak.  Sementara, Raja Kelana berpergian bersama wakilnya, Bujanganom dan pengawal raja yang disebut warok. Para pengawal raja ini memiliki kekuatan ilmu hitam yang mematikan lawan. Penampilan para warok memakai celana dan baju hitam. Warok membawa senjata cemeti dan pecut. Kedua kubu kerajaan kemudian saling bertarung mengeluarkan kesaktian. Selama berhari-hari pertarungan, akhirnya Raja Kediri dan Bantarangin saling berdamai. Raja Bantarangin kemudian meminang putrinya Dewi Ragil Kuning. Perang yang terjadi antara merak dan singa melawan warok ini kemudian menjadi pertunjukan seni. Bisa dikatakan, Reog Ponorogo merupakan kesenian yang menceritakan perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Bantarangin. 

 saat ini kesenian reog hampir punah tergantikan dengan budaya barat. banyak kalangan pemuda yang lebih meminati budaya modern seperti kpop daripada budaya tradisional. budaya tradisional ditinggalkan karena dianggap kampungan dan tidak sejalan dengan gaya hidup anak-anak muda masa kini. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya partisipasi anak anak muda dalam mengikuti kesenian tradisional. Banyak dijumpai rata rata pemain dari seni tradisional adalah orang orang dewasa