PANTAUTERKINI | Sumedang | Salah satu pegunungan yang memiliki cerita rakyat dan dianggap mengandung unsur sejarah di Jawa Barat adalah Gunung Tampomas yang berlokasi di Kecamatan Buah dua dan Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.yang dikenal dengan cerita Salaka domas, mungkin generasi sekarang jarang sekali diceritakan tentang kisah Salaka Domas itu baik oleh guru disekolah dasar utamanya maupun orang tua dirumah bahkan guru dan orang tua sudah banyak tidak mengetahuinya.
Gunung Tampomas yang dulu asri dan hijau serta terlihat indah,kini Gunung Tampomas hampir kehilangan keseimbangan ya apalagi Tampomas bagian selatan sudah rusak oleh para pelaku usaha yang hanya mencari keuntungan semata,dan tidak memikirkan keselamatan Gunung tersebut, seperti halnya yang dilakukan oleh, PT. RDR, PT.BILQIS, PT.KORDON, PT.KARTIKA dan lain lainnya yang ada di sekitar Tampomas Selatan,
Dampak yang dirasakan masyarakat sekitar selain polusi dan kebisingan,juga debit air yang menjadi sumber kehidupan mulai dirasakan berkurang, ditambah lagi bahwa punggung Gunung Tampomas di jadikan TPA tempat pembuangan akhir dari sampah yang jelas akan menjadi pencemaran bagi Gunung Tampomas, baik dengan polusi bau sampah juga pencemaran sumber air dari air resapan sampah jika disaat hujan turun,ini yang dirasakan warga masyarakat,walau sampai saat ini belum ada protes dari warga,karena tidak ada keberanian untuk melakukan hal itu, ditambah lagi dengan isu akan dibangunnya geo termal atau pemanfaatan gas bumi untuk pembangkit listrik, di sekitar Tampomas Utara, yang meliputi kecamatan Conggeang dan Buah Dua, jelas Masyarakat sekitar menolak mega proyek tersebut begitu keterangan yang di dapat dari beberapa warga desa sekitar lokasi.
Warga masyarakat sekitar merasa keberatan jika hal ini terjadi mengingat dampak kedepan jika geo termal ini terjadi, bahkan dimohon perda yang mengatur untuk pemanfaatan dan pengembangan geo termal ini dicabut atau dibatalkan begitu tuturnya, sangat disayangkan Dinas kehutanan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Sumedang tidak bergerak sama sekali melihat keadaan Gunung Tampomas yang terancam rusak, dan birokrasi yang ada di Sumedang hanya melihat sebuah nilai keuntungan yang bisa di ambil dari potensi kandungan Gunung Tampomas.
0 Comments