Pantau Terkini Bali
Sabtu malam 22 Januari 2022 pewarta kembali mengunjungi cucu raja karangasem Anak Agung Made Jelantik Karang yang biasa di panggil Gung Ade ini di Puri Jepun Kuning,jln jepun kuning,perum jepun kuning no.4 denpasar.
Setelah pewarta mewawancarai minggu lalu kepada gung ade tentang kiprah raja karangasem,kali ini adakah kelanjutan sepak terjang putra raja setelah beliau tiada,jawaban gung ade: "ada,yaitu ayah saya,Alm.Anak Agung Gde Karang,mantan bupati karangasem periode 1967-1979.
Namun sebelum membahas kiprah kerja ayah saya perlu juga di ketahui tempat tinggal beliau yaitu Puri Kertasura jln lettu sinta 3,amlapura. Kenapa demikian ? Karena Puri merupakan salah satu 5 pilar budaya Bali.5 pilar budaya bali ini adalah 1.Para : para penyelenggara pemerintahan, 2.Puri : pemberi titah kepada penyelenggara pemerintahan, 3.Pura : pemersatu rakyat, 4. Purana : ketentuan pengaturan sosial,budaya dan agama, 5. Paraempuan : para ahli sastrawan,agama,arsitektur dan seniman.
Puri kertasura merupakan salah satu unit bangunan kerajaan di tahun 1838 yang mana saat itu didiami oleh salah satu tri tunggal raja yaitu I Gusti Gede Oka di zaman kerajaan.kemudian di tahun 1950 putra pertama raja karangasem Anak Agung Gede Jelantik yang menjabat sebagai ketua Dewan Pemerintahan mendiami Puri kertasura di zaman kemerdekaan. Kemudian di tahun 1967 putra ke tujuh raja karangasem Anak Agung Gde Karang menjabat sebagai Bupati karangasem yang kemudian mendiami Puri ini.
karangasem pernah mengalami bencana alam gunung agung yang meletus di tahun 1963,kemudian di susul oleh gejolak politik G 30 S PKI di tahun 1965,karangasem menjadi runtuh secara fisik dan mental di hati masyarakat. Para anggota D.P.R.D. melamar Anak Agung Gde Karang yang saat itu menjabat sebagai Danres (Kapolres) jembrana saat itu untuk bersedia menjadi Bupati karangasem. Maka tahun 1967 beliau menjabat Bupati Karangasem.
Beliau membangun kota baru yaitu di jalan susuan yang memiliki dataran tinggi,jika bencana terjadi maka lahar panas tidak melanda pusat kota,di tahun 1971 beliau memberi nama kota baru ini dengan nama AMLAPURA yang berarti daerah penghasil buah dan juga membuat simbol atau logo karangasem
Amlapura disebut sebagai ibu kota karangasem,selain itu beliau juga sadar akan keindahan alam karangasem yang dapat di jadikan obyek wisata alam,maka beliau membangun tempat2 yang tak di kenal dan kini dikenal sebagai obyek wisata seperti BUKIT JAMBUL dan BUKIT PUTUNG.
Dalam pembangunan seni budaya,kabupaten karangasem di percayai dapat mewakili Bali oleh Gubernur Soekarmen saat itu untuk membawa seni busana adat yang beragam di bali dalam pembukaan Taman Mini Indonesia Indah di jakarta tahun 1975.
Beliau juga mendapat penghargaan atas prestasi program Keluarga Berencana di tahun 1978 dan di kirim ke Amerika oleh Pemerintah untuk mengikuti seminar2 keluarga berencana.
Masih banyak prestasi yang beliau miliki yang tak di ungkap saat ini,mungkin di berita berikutnya.disisi lain juga perlu di ketahui dan patut di jadikan obyek wisata sejarah Pembangunan yaitu Puri kertasura sebagai mercusuar di era Republik, bersyukurnya jasa beliau diabadikan dalam bentuk patung Anak Agung Gde Karang di lapangan tanah aron oleh bupati I Gusti Ayu Mas periode 2015- 2020.
Anak Agung Gde Karang menikahi wanita menado bernama Dorothia Juliana Rumeser (Mekele Rumasari) dan memilki 6 putra-putri
Dari pasangan ini terlahirlah 4 putra dan 2 putri antara lain :
(Putra Putri AA GDE KARANG sesuai urutan searah jarum jam)
1.Dipl Ing Anak Agung Gde Peter Karang.
2.Anak Agung Ayu Peggy Karang.
3. Dr Anak Agung Ayu Nancy Karang Sp THT.
4. Ir Anak Agung Boyke Karang Kombes POLRI Purn.
5. Anak Agung Yani Karang SH.
6. Anak Agung Made Jelantik Karang SST (Gung Ade Karang)
Di samping sebagai musisi dan penulis,Gung Ade Karang juga membuat video clip music dan pencerah,bisa di cek di youtube ade karang.
Demikianlah bincang-bincang eksklusif dari sore hingga malam bersama cucu Raja yang juga musisi kreatif sekaligus ketua Prog.world united artists yaitu gung ade karang yang ternyata juga seorang penulis buku,salah satu karya buku nya adalah Praksok saksi sejarah Puri Kertasura.
panterbali-UQ
0 Comments