Pantau Terkini Bali Pada hari kajeng kliwon 19 januari 2022,pewarta mengunjungi Gung ade karang (Anak Agung Made Jelantik Karang) seorang musisi kreatif dan juga ketua Prog.world united artists sebagai wadah kreatifitas musisi2 produktif.kali ini pewarta mewawancarai latar belakang garis keturunan beliau sebagai cucu raja terakhir karangasem yaitu Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem. Pewarta tertarik tentang sepak terjang Raja Karangasem semasa hidupnya.
Gung ade karang mulai bercerita tentang kakeknya : setahu saya informasi tentang sepak terjang kakek saya ini saya dapatkan dari ayah saya alm.Anak Agung Gde Karang (mantan bupati karangasem periode 1967-1979),beliau sang Raja Karangasem memiliki pandangan yang luas dan bijaksana dalam menjalankan kepemerintahannya,beliau gemar sastra spiritual sebagai acuan pola pikirnya.beliau juga seniman artisitektur secara otodidak,berdasarkan filosofi sastra spiritual yang beliau pahami,di kejawantahkan lewat karya master piece taman yang diciptakannya seperti TAMAN UJUNG SUKASADA dan TAMAN TIRTA GANGGA yang kini menjadi maskot wisata kabupaten karangasem.
Puri Agung Karangasem, Taman Ujung Sukasada, Taman Tirtagangga
Sang Raja karangasem bukan hanya sebagai Raja Karangasem saja,secara administratif kepemerintahan hindia belanda,beliau juga menjabat sebagai ketua dewan Raja-raja se-Bali atau stedgehouder (perwakilan pemerintahan belanda) jadi secara administratif,beliau sering berkunjung ke batavia (jakarta) atau di kunjungi oleh pejabat2 belanda ke Puri Karangasem untuk urusan kepemerintahan. Dalam perkembangan ekonomi,beliau juga berhubungan dengan pedagang2 cina yang beliau beri tempat spesial kepada kaum pedagang cina dengan sebutan babah/cina bali.
Dari hubungan Internasional ini sangat mempengaruhi dalam beliau berkarya terutama dalam membangun Puri Agung Karangasem ini memiliki pengaruh seni Belanda,Cina dan Bali dalam ornamen ukiran-ukirannya sehinga beliau mendapat penghargaan dari kerajaan Belanda dan Muang Thai ( Thailand) atas karya seni arsitekturnya. Selain itu seorang Sastrawan, Musikus dan filosof dari India yang cukup terkenal yaitu Rabindranath Tagore pernah berkunjung ke Raja Karangasem.
Selain tugas kerajaan dan kenegaraan belanda,beliau juga memiliki hubungan harmonis dengan Raja Surakarta (Solo) yaitu Adipati Mangkunegara VII. Kedua raja ini saling kunjung mengunjungi. Adipati Mangkunegara VII ini adalah seorang Raja yang berpandangan modern yang sempat mengenyam ilmu pendidikan di universitas leiden,Belanda selama 3 tahun.Raja Solo ini berkontribusi terhadap perkembangan budaya jawa dan gerakan kebangkitan Nasional Indonesia.dari pola pikir Raja Solo dan karangasem ini memiliki kesamaan,makanya mereka sering bertukar pikiran untuk menjalankan kerajaannya masing2.
Begitu tersohornya karya arsitektur Raja Karangasem ini di belahan dunia eropa,thailand,hingga India,maka suatu ketika seorang tokoh sastrawan,spiritualis,musisi,filosof serta dramawan india Rabindranath Tagore mengunjungi Raja karangasem di Puri Agung karangasem.
Demikianlah isi perbincangan pewarta dengan cucu Raja Karangasem yang akrab di panggil gung ade.
Bincang bincang yang santai tapi kami berhasil mengorek tentang perjalanan sejarah Kerajaan Karangasem langsung dari cucu Raja terakhir Karang Asem ANAK AGUNG AGUNG ANGLURAH KETUT KARANGASEM yaitu ANAK AGUNG MADE JELANTIK KARANG atau lebih dikenal dengan GUNG ADE KARANG.
Sebelum pamit pulang pewarta sempat menikmati makanan yang dibuat oleh istri tercintanya Ningrat Karang yaitu Puyughai dan sayur lodeh yang segar dan lezat.
panterbali-UQ
0 Comments