PANTAUTERKINI.CO.ID.BREBES  - Komitmen Pemerintah Kabupaten Brebes menggali dan mengembangkan segala potensi wisata yang ada, baik wisata alam maupun wisata religi. Hal tersebut terus diupayakan Pemkab Brebes melalui Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS). Terkait Makam Syekh Junaedi, makan yang merupakan situs bersejarah ini mampu menjadi primadona wisata religi yang dapat dimanfaatkan untuk acara keagamaan dan ziarah.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH usai mengkuti Kirab Kelambu Makam Syekh Junaedi di Desa Randusanga Wetan, Kecamatan Brebes. Selasa (20/11).
Lebih lanjut, Idza mengatakan secara tidak langsung Pokdarwis akan membantu masyarakat dari segi perekonomian, dengan begitu kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Harapannya wisata religi ini, juga dapat mendorong sektor pariwisata melalui seni dan budaya yang ada di Kabupaten Brebes.

Kirab diikuti ratusan warga Desa Randusanga Wetan, diantaranya PKK, Fatayat NU, serta anak-anak sekolah. Ada juga yang membawa hasil pertanian, perikanan, dan kelambu yang akan diserahkan Bupati Brebes kepada juru kunci makam. Dimulai dari Sekolah Dasar Negeri Randusanga Wetan menyusuri jalan desa sampai ke Makam Syekh Junaedi.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes Wijanarto menyampaikan, kirab ini termasuk festival budaya yang menarik. “Selain merayakan Haul Syekh Junaedi, tradisi ini dapat mengikatkan masyarakat untuk saling remojong gambaran dari kegotongroyongan dan keanekaragaman budaya Kabupaten Brebes," ucap Wijanarto.

“Tujuannya untuk menghikmati proses sejarah daerah di Indonesia yang kompleks dan tidak linier, dan banyak mengandung nilai-nilai keislaman,” tambahnya.

Menurut cerita Juru Kunci Makam Syekh Junaedi Syakhur Romli, Syekh Junaedi merupakan salah satu ulama penyebar islam di wilayah Kabupaten Brebes, Khususnya di wilayah pesisir. Sosok beliau diperkirakan hidup satu masa dengan Walisongo, dan makamnya berada di Desa Randusanga Wetan Kecamatan Brebes.

Asal usul Desa Randusanga beriringan dengan keberadaan Makam Syekh Junaedi. Syekh Junaedi dipercayai berasal dari Baghdad. Kedatangan beliau ke Randusanga konon setelah wilayah itu ditinggalkan Walisongo ke Cirebon. Pernah singgahnya Walisongo itu yang menjadi asal usul nama Randusanga.

Randusanga itu berasal dari randu dari kata randa, artinya bekas. Sedangakan sanga berarti sembilan. Jadi Randusanga berarti bekas musyawarah Walisanga. Randusanga disebut bekas musyawarah Walisanga, sebab saat Syekh Junaedi datang, Walisanga sudah berangkat, tinggal bekasnya saja.
Seiring perkembangnnya Desa Randusanga terbagi menjadi dua, yakni Desa Randusanga Kulon yang berarti Randusanga sebelah barat dan Desa Randusanga Wetan yang berarti Randusanga sebelah timur.

Tampak ikut menyaksikan Kirab antara lain Asisten 1 Sekda Brebes H Athoillah, para Kepala OPD, tokoh masyarakat, tokoh Agama dan masyarakat sekitar. (hms/CN)