JAKARTA |PANTAUTERKINI| Pemenang tender lelang jasa kontruksi rehab total Kantor Kecamatan Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara PT Hana Huberta dianggap menyimpan sejumlah masalah.
Kabar yang disampaikan situs ini dugaan masalah pada kontraktor tersebut antaranya yaitu pada proyek rehab total kantor Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, tahun 2011, dan proyek Puskesmas. Selain itu PT Hana Huberta juga diduga bermasalah karena kerab pindah dalam asosiasi perusahaan kontruksi.
PT Hana Huberta pemenang lelang umum dengan harga penawaran Rp 18,3 Miliar dari Harga Penawaran Sementara (HPS) Rp 19,5 miliar dengan nilai pagu APBD (2018) DKI Jakarta Rp Rp 20 Miliar. PT Hana Huberta berdasarkan situs lpse.jakarta.go.id beralamat di Ruko Graha Mas Pemuda Blok AA Nomor 3, Jakarta Timur sedangkan pada situs ipjk.org beralamat di Jl. Balai Pustaka Baru No. 17, Kota Jakarta Timur.
Pihak perusahaan tersebut hingga berita ini diturunkan belum dapat ditemui untuk diminta penjelasannya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam satu kesempatan di Kantor Kejaksaan Tinggi DKI sebagaimana di beritakan media masih percaya keberadaan TP4D (Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah). Menurutnya, selama ini TP4D dapat membantu proses penyelenggaraan proyek-proyek kegiatan di Pemprov DKI untuk dikerjakan dengan memenuhi seluruh peraturan tata kelola yang ada.
Sementara itu, Krisman, 40, salah seorang warga Tanjung Priok mengaku kuatir pembangunan kantor kecamatan Tanjung Priok akan mendapat masalah bila dikerjakan dengan kontraktor bermasalah.
“Buktinya hingga saat ini pembangunan kantor kecamatan Tanjung Priok belum juga dimulai. Padahal kantor sudah rata dengan tanah tapi belum ada tanda-tanda kegiatan proyek,” kata dia, Rabu, 8/8/2018.
Ia menilai proyek kantor kecamatan Tanjung Priok akan molor alias tidak akan selesai pada tahun anggaran 2018.
“Paling juga pembangunan molor ini sudah bulan agustus tapi belum juga ada kegiatan. Kami sebagai warga ingin kantor kecamatan Tanjung Priok cepat rampung karena kantor kecamatan sementara cukup jauh dekat danau sunter dan tidak bisa ditempuh dengan angkutan umum,” ungkap krisman.
Hal senada dikeluhkan, Ari, warga kebon bawang. Menurutnya kantor camat sementara di SOR Danau Sunter mengeluarkn biaya extra utk transportasi.
“Saya berharap pelaksana pembangunan sesuai schedule yang telah ditetapkan dan kualitas pembangunan harus menjadi prioritas. Jangan baru setahun sarana Toilet sudah rusak, karena pelaksana informasinya PT Hana Huberta sebagai pemenang lelang mempunyai riwayat kerja yang kurang baik,” ungkap dia.
0 Comments