PANTAUTERKINI.CO.ID, TEGAL – Arus mudik tak lama lagi akan mengalir di jalur Pantai Laut Utara atau lebih dikenal dengan nama Pantura, bahkan pihak terkait sudah mempersiapkan sedini mungkin akses jalan maupun akses lain yang dibutuhkan pada saat jalur mudik berlangsung.

Kasi Jalan Balai Teknis DPU Bina Marga,  Provinsi Jawa Tengah Wilayah Pekalongan Barat yang berkantor di Slawi,  Kabupaten Tegal,  Ir Sumantoro mengatakan, jalur pantura seharus tidak hanya aman dan nyaman, tapi juga harus bau sedap, bukan bau yang tidak sedap dihirup hidung, sehingga para pengguna jalan yang lewat dari berbagai kota tidak merasa terganggu.

"Seperti kalau lewat ruas jalan antara daerah Larangan,  Desa Munjungagung, Kecamatan Kramat hingga daerah Peleman Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi, bau tidak sedap amat menyengat hidung, " paparnya ketika sempat bincang bincang di ruang kerjanya baru baru ini mengenahi masalah pembangunan jalan Tol dan soal perbaikan dampak lingkungannya, sempat  menyinggung masalah kondisi lingkungan jalur pantura (pantai utara) Tegal  yang amat bau busuk itu.

Selanjutnya sebagai catatan di wilayah tersebut ada perusahaan industri yang limbahnya amat mengganggu antara lain, pengolahan  limbah dari sisa potongan ikan yang dibuat tepung, seperti kepala ikan, bekas duri dan isi perut ikan kiriman dari perusahaan tepung ikan fillet dari daerah daerah tertentu ditampung perusahaan di wilayah pantura Kramat,  industri serupa juga ada di daerah Peleman, limbah yang diolah untuk pakan ternak ini  dalam proses pembuatannya menimbulkan bau yang tak sedap.

Menurut Ir Sumantoro bukan persoalan pemba tasan kebebasan usaha itu sendiri kalau dam pak positifnya bisa menciptakan lapangan ker ja itu bagus, namun sisi lain harus mempertim bangkan bagaimana memenuhi prosedur pe ngolahan limbahnya,  mengingat disana ada ketentuan tentang amdal (analisa dampak lingkungan) dari dinas terkait. "Kok bau busuk masih menyengat, maka  kemungkinan ada masalah  yang belum diselesaikan," duga Ir Sumantoro.

Kepala Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan,  Ir Toto Subandrio ketika dimintai tanggapan (4/05) menyatakan kaget karena selama ini sebagai dinas terkait tak pernah menerima tembusan dari ajuan perizinannya. "Tak hanya soal industri pengolah limbah ikan tadi, pembuatan ijin kandang ternak juga tak pernah di tembusi,  tahunya setelah muncul keributan masyarakat baru diberi tahu, maka tanyakan saja pada pihak yang mengeluarkan izin, " ujar Ir Toto Subandrio nampak penasaran. (CN/Samsudin Anhar/foto ilustrasi google)