PANTAUTERKINI.CO.ID, JATENG, Wakapolri Komjen Pol Drs. Syafrudin, M.Si., yang juga selaku Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, didampingi Kapolda Jateng Irjen Pol Drs. Condro Kirono, M.Hum., bersilaturahmi dengan para santri dalam rangka menyinergikan antara pesantren dengan Polri untuk mewujudkan Indonesia menjadi pusat dan pelopor Islam yang modern  di Pondok Pesantren Modern Tazakka di Desa Sidayu Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Selasa (17/4/2018).

“Di dunia ini ada 2 negara yang masjidnya tidak diurusi oleh Pemerintah yaitu Indonesia dan Pakistan, tapi bedanya di Indonesia masih lebih baik dari Pakistan,” tutur Wakapolri saat menyampaikan sambutannya.
"Menjadikan Indonesia Pelopor Peradaban Islam Yang Modern".

Masjid di Indonesia lanjut Komjen Syafrudin, adalah tempat untuk melakukan segala hal tentang pendidikan, beribadah, bercengkrama dan tempat yang aman serta damai untuk berlindung. Namun, berbanding terbalik jika di Pakistan, yang mana justru menjadi tempat yang sangat tidak aman karena banyak terjadi persengketaan.

“Di Indonesia meskipun banyak terdapat suku bangsa, bahasa, dan bermacam organisasi Islam, tetapi memiliki kultur ketimuran yaitu gotong-royong yang bisa membangun dan membesarkan masjid serta pesantren supaya menjadi ikon di Indonesia,” terang Komjen Syafrudin.

Menurutnya, Pondok Modern Tazakka di tahun 2025 ini, akan bisa menjadi ikon dilihat dari program dan obsesi yang diinginkan. 

Lebih lanjut  menyampaikan, Indonesia yang agama penduduknya beraneka ragam bisa hidup rukun dan damai. Walaupun pernah terjadi sedikit percikan kecil, namun dapat segera diatasi dengan cepat.
“Beberapa kali menjadi pembicara di berbagai negara, ternyata mereka mengapresiasi kepada Indonesia dengan beraneka ragam suku bangsa dan agama, namun bisa rukun dan itulah kelebihan negara kita,” ucapnya.

Oleh karena itu lanjutnya, ketika kita berpartisipasi dalam organisasi masyarakat sekaligus menjadi teladan yang baik. Begitu pula di Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), di dalamnya terdapat banyak organisasi masyarakat yang sama-sama memberikan teladan positif sehingga menimbulkan kerukunan. Dewan Masjid Indonesia berupaya untuk menyinkronkan rencana dari semua ormas Islam. 

“Saat ini program yang sedang berjalan antara MUI dan DMI akan membangun sebuah Wisata Religi Islam Indonesia dengan melakukan studi banding ke Malaysia dan Brunei serta beberapa negara di Asia Tenggara,” paparnya.

Komjen Pol Drs. Syafrudin. M.Si., menuturkan salah satu pusatnya akan ada di Jawa Tengah karena terdapat banyak Wali, maka kita akan menonjolkan sisi para Walisongo yang ada di Pulau Jawa.

“Konsep besar lainnya yang sedang dibangun oleh DMI bekerjasama dengan yayasan di Indonesia maupun Timur Tengah adalah Satu Juta Hafidz Qur'an, supaya Imam masjid di negara kita bisa tercukupi oleh imam yang sudah menjadi hafidz Qur’an,” jelasnya.

Program ini nantinya akan menginventarisir dan dididik secara khusus agar pemerintah bisa memberikan kesejahteraan yang layak bagi imam serta pengurus masjid.

“Sehingga Indonesia akan bisa menjadi lokomotif kemajuan peradaban Islam modern dunia,” tegasnya.

Komjen Syafrudin menambahkan Polri akan membenahi Undang-undang agar para santri bisa melanjutkan pendidikan Akademi Kepolisian (Akpol).

“Kami membuka seluas-luasnya kepada para santri agar bisa mengikuti pendidikan kepolisian, namun hal tersebut baru bisa terealisasi di tahun yang akan datang,” pungkasnya.

Sementara Pimpinan Pondok Modern Tazakka KH. Anang Rikza Mashadi, menyampaikan semua rencana itu dapat terwujud apabila Jendral Polisinya santri, seperti Komjen Pol Syafrudin.

“Para santri harus dikawal supaya bisa masuk Akpol, sehingga di masa depan bisa menjadi Jendral tetapi bisa mengurusi masjid,” tutur Ustadz Anang. 

Ustadz Anang menegaskan Indonesia mempunyai peluang untuk kembali memimpin peradaban Islam dunia, kesempatan itu terbuka.

“Semua bisa terwujud dengan membangun sinergi antara pesantren dengan Polri,” tegasnya.

Turut hadir Danrem 071/Wk Kolonel Inf Dani Wardhana, S.Sos., M.M., Bupati Batang Drs.H.Wihaji beserta Forkopimda Batang, KH.Habib Luthfi beserta perwakilan Kyai dari Ponpes se-Jawa Tengah dan Luar Jawa, Pimpinan Ponpes Modern Tazakka beserta segenap pembimbing dan santri. (yahyo)