WAJO-Pantau Terkini.co.id-Untuk menangani situasi darurat,
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)telah mengeluarkan Peraturan Kapala
BNPB Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pedoman Komando Tanggap Darurat Bencana yang
diharapkan dan Nomor 03 Tahun 2016 Tentang Sistem Komando Penanganan Darurat
Bencana yang diharapkan mampu menjadi pedoman dan acuan bagi daerah dalam
melaksanakan operasi tanggap darurat.
Di dalam
Peraturan Kepala BNPB tersebut antara lain mengatur tentang struktur organisasi
dan tata kerja komando tanggap darurat bencana,agar struktur organisasi dan
tata kerja komando tanggap darurat bencana bisa dilaksanakan dengan baik di
daerah maka perlu SOP(Standar Operasional Prosedur) sebagai panduan teknis bagi
masing-masing unit kerja dalam menjalangkan tugas pokok dan fungsinya.
Lembaga
Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU)
bekerjasama dengan Departemen Of Foreign and Trade (DFAT) Australia, pada
program Penguatan Pemerintah Daerah dan
masyarakat Lokal dalam Kesiapsiagaan
menuju Kedaruratan Bencana yang cepat ,tepat dan efektif melaksanakan kegiatan
Workshop Penyusunan Mekanisme dan Standar Operassional Prosedur(SOP)
Kedaruratan di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.
Berkaitan
dengan hal di atas LPBI-NU melaksanakan Workshop di gedung PKK Kabupaten Wajo
Sulawesi Selatan ,dilaksnakan selama 3(tiga) hari (20-23 Desember
2017).Kegiatan workshop dibuka oleh Drs.H.Alamsyah,MM mewakili Bupati
Wajo,dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada LPBI-NU yang telah
membantu dan mendampingi Kabupaten Wajo dalam penanggulangan bencana
,diantaranya penyusunan mekanisme dan SOP Kedaruratan bencana ,juga penyusunan
SOP Kedaruratan menjadi hal yang sangat penting ,mengingat wajo termasuk daerah
yang berisiko tinggi terkena dampak banjir biasa lebih dari 2 bulan,utamanya di
daerah kawasan danau tempe ,karena banyak penyebab,diantaranya sungai besar
yang melintas di Wajo dan pengalirannya
ke laut sangat jauh yaitu 180 KM dan banyaknya lain fungsi lahan,tutur
Alamsyah
“kami selalu
siap dan melibatkan para pihak dalam penanggulangan bencana ,dan kami juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada LPBI-NU yang telah
memfasilitasi dan mendampingi kami selama ini,dengan adanya workshop mekanisme
dan penyusunan SOP sebagai komitmen dan hal yang fundamental dalam penanganan
kedaruratan bencana yang menjadi
pegangan dan acuan dalam penanggulangan
bencana di Wajo,rencana mekanisme ini sangat penting karena se-Sulawesi Selatan hanya Wajo dan Barru yang
didampingi ,ini sebuah kehormatan dan kehormatan bagi kami,”tutup Alamsyah
Sementara
dalam paparan materi Erwin mewakili Kepala BPBD Provinsi Sulawesi Selatan
menyampaikan bahwa Sulawesi Selatan
merupakan daerah yang mewakili risiko bencana yang tinggi dari 24
Kabupaten/kota dari 22 kabupaten/kota berisiko tinggi dan BPBDProvinsi Sulawesi
Selatan juga telah menyusun mekanisme dan beberapa SOP untuk penanganan
kebencanaan namun belum dilegalkan ,dan akan dibagikan ke berbagai
kabupaten/kota yang ada di Provinsi
Sulawesi Selatan sebagai acuan dan SOP akan disesuaikan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing daerah,BPBD Provinsi Sulawesi Selatan juga mengucapkan terima
kasih kepada LPBI-NU yang telah
memfasilitasi program di Sulawesi Selatan ini selama 2 Tahun.Karena
penanggulangan bencana adalah tugas kita semua yaitu pemerintah ,masyarakat dan
dunia usaha.
Adapun
Narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi
Selatan,Fasilitator oleh tim Expert pada bidangnya,adapun peserta
adalah,Kodim,Polres,Organisasi Perangkat Daerah(OPD)terkait dan unsur
masyarakat lainnya(Lis)
0 Comments