Gunungsitoli-Pantau Terkini.co.id-Proyek Paket Pengadaan Jasa Konstruksi Lanjutan Sarana dan Prasarana Gedung Lapas Kelas II B Gunungsitoli T.A 2017 di duga terindikasi menyimpang dari Perencanaan dan kontrak kerja.

Pasalnya, Proyek yang sumber anggarannya dari APBN dengan nilai 4,2 milyar tersebut di duga di salah satu titik kolom tiang tidak menggunakan tapak gajah, selain itu besi untuk tapak gajah berdiameter 12 mm  digunakan di 20 titik kolom tiang selebihnya menggunakan besi 14 mm, dan material batu pecah berukuran 2/3 cm,  hanya sebagian digunakan, yang selebihnya menggunakan batu 1/2 cm diduga bukan olahan mesin stone crusher.

Salah seorang sumber, Dodo (bukan nama sebenarnya)  membenarkan bahwa hal tersebut benar adanya.
"Iya benar, saya yakin bahwa besi yang digunakan adalah besi 12mm, begitu juga dengan batu pecahnya, ada yang pakai batu 2/3 ada juga batu 1/2 cm, sementara yang di cor adalah tiang dan tapak gajah, dan tidak menggunakan takaran saat pasir dan semen di masukkan kedalam mesin molen" Bebernya, sambil memperlihatkan video saat proses pengerjaan.

Menurut Dodo, pada umumnya pengecoran pada tapak gajah dan tiang gedung menggunakan batu pecah dan tidak bercampur batu bulat, karena jika bulat maka satu sama lainnya tidak mengikat. Selain itu besi untuk tapak gajah ada yang menggunakan besi 14 mm dan sebagian lagi 12 mm, Kata dodo heran.

Atas dugaan indikasi penyimpangan tersebut, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI)  Kepulauan Nias, melayangkan surat permohonan klarifikasi atas dugaan tersebut tertanggal 28 Desember 2017, yang meminta kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang notabene adalah  Kalapas Kelas II B Gunungsitoli agar segera mengklarifikasi.

Kalapas  Kelas II B Gunungsitoli, Yunus M. Simangunsong, Amd, IP, SH, MH via pesan singkatnya (sms), Sabtu (30/12). kepada Tim PPWI menyampaikan,  " Nanti akan kita balas pak..kita lagi mengadakan natal di dalam lapas..sampaikan saja bahwa dugaan tersebut tidak benar adanya..karna semua kegiatan sesuai dengan kontrak dan diawasi lngsung pelksanaan nya dengan pihak2 pengawas yang berwenang...terima kasih atas perhatian nya pak".

Informasi dihimpun, pelaksanaan pembangunan didalam area lapas terkesan tertutup, saat beberapa kali di upayakan untuk konfirmasi langsung dan mengambil dokumentasi, namun di tolak dengan berbagai alasan. (PG/RED)