PANTAU TERKINI Denpasar 30 Oktober 2022.

Tari Legong berasal dari daerah Bali. Sebagaimana telah kita ketahui bahwasanya banyak jenis tarian yang telah muncul dan berkembang di Bali, khususnya dipengaruhi oleh budayanya yang masih kental. Begitu pula dengan Tari Legong yang tercipta pada paruh kedua abad ke 18 tercipta dari lingkungan keraton-keraton Bali.

Mimpi Pangeran Raja Sukawati

Cerita rakyat yang beredar mengenai sejarah terbentuknya tarian ini adalah bahwa Tari Legong lahir dan bermula dari mimpi salah seorang pangeran kerajaan. Banyak rakyat yang mempercayai cerita tersebut dimana pangeran yang bernama Sukawati itu mendapatkan mimpinya ketika ia sedang sakit. Bermula dari mimpinya itu kemudian ia berpikiran dan merealisasikannya di dunia nyata.

Di dalam mimpinya itu, Sukawati si pangeran kerajaan melihat dua orang wanita yang sedang melenggak lenggok dengan gemulai menarikan berbagai gerakan dengan sangat anggun. Tarian tersebut juga diiringi oleh alunan musik yang berasal dari instrumen gamelan khas Bali. Perpaduan keduanya sangat cocok dan mengambil alih pikiran Sukawati hingga pada akhirnya ia merealisasikannya ke dalam bentuk kesenian tari. Dalam proses pengilustrasian gerakan koreografinya ia dibantu oleh bendesa atau pemimpin adat ketewel.

Setelah sembuh dari sakit yang dideritanya, Sukawati secara langsung mengajarkan sendiri tarian ia kembangkan kepada wanita-wanita di kerajaan. Dari peristiwa di atas lah kemudian Tari Legong tercipta. Karena diciptakan langsung oleh seorang pangeran, tarian ini dikategorikan sebagai tarian tradisional yang sakral.

Desa-desa yang telah mempelajari tarian ini diantaranya adalah desa Saba, Bedulu, Peliatan, Klandis, dan Sukawati. Tarian ini kemudian diajarkan oleh para guru ke murid-muridnya yang akan ditampilkan pada bagian utama dalam upacara odalan.

Tarian Legong dipersembahkan oleh dua orang penari wanita remaja yang belum mengalami menstruasi. Dua penari yang disebut dengan legong itu akan menari di lingkungan keraton bertempat di bawah sinar rembulan. Ciri khas dari tarian ini dapat terlihat dari penarinya yang membawa kipas sebagai properti pelengkap. Terdapat penari condong sebagai penari tambahan yang perbedaannya dapat dilihat dengan jelas yaitu penari condong tidak memegang kipas ketika pementasan.

Pemaknaan dari Tari Legong murni berkaitan dengan unsur keagamaan serta budaya Bali. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, tari ini dipersembahkan pada acara keagamaan  dimana hal itu merupakan bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat Bali yang ditujukan pada nenek moyang mereka atas segala nikmat yang mereka dapatkan. Kenikmatan itu berupa keberkahan yang melimpah baik itu rezeki, kesehatan dan lain sebagainya kepada keturunannya.

Seiring berkembangnya jaman . Tari Legong Tak hanya melulu sebagai bentuk ungkapan rasa syukur, tetapi juga berkembang menjadi tarian hiburan hingga pada tari penyambutan yang berfungsi untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Bali. Benar saja, para wisatawan yang berkunjung ke Bali juga menikmati suguhan pertunjukan yang bertemakan kebudayaan.

Properti yang dibutuhkan untuk mendukung pementasannya adalah 

GELUNGAN semacam hiasan kepala .  Sekian banyak jenis galungan, salah satunya adalah gelungan legong sambeh bintang yang terbuat dari janur atau ron dengan plendo dan daun puring yang dibuat sebagai hiasan. Galungan jenis ini memiliki bentuk serupa uang kepeng yang diwarnai dengan putih hijau, merah serta bunga-bunga sebagai pelengkap.

KIPAS TANGAN:

Properti kipas tangan termasuk properti yang menjadi ciri khas dari Tari Legong.

KEMBANG GOYANG

Properti hias yang penggunaannya berdekatan dengan mahkota ini disebut Kembang Goyang 

MAHKOTA KEPALA

Dipakai di kepala sebagai mahkota, properti ini termasuk dalam kelompok yang wajib ada ketika pementasan. Layaknya mahkota pada umumnya,

BADONG

Properti ini dikenakan pada bagian leher layaknya kalung. Kalung ini terlihat begitu mewah dengan efek pemakaian dari leher bawah hingga bagian dada atas. Umumnya,

GELANG

Pada gelang tersebut juga dibuat ukiran khas Bali sebagai representasi budaya dan ciri khas Bali. Dan berat tidak lebih dari 25 mg.

TARI LEGONG yang berasal dari Pulau Dewata Bali ini menjadi tarian sakral untuk upacara keagamaan maupun hiburan dan acara penyambutan. Sejarahnya yang berkaitan dengan mimpi salah seorang pangeran Kerajaan Bali ini juga memuat unsur nilai kebudayaan yang ada di Bali. Maka pantas lah tarian yang begitu mempesona ini untuk selalu ditampilkan dan dijaga kelestariannya dari masa ke masa sebagai warisan generasi selanjutnya.

(Red/Ukie)